Greysia Polii mengungkapkan alasan di balik bulutangkis kerap menjadi andalan dan cabang olahraga yang paling lama bertahan dibandingkan cabor lainnya di Olimpiade. Salah satunya karena sejarah dan awareness-nya.
Hal itu diutarakan Greysia, peraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020, yang kini merupakan Komite Eksekutif (KE) Komite Olimpiade Indonesia (KOI) dari perwakilan atlet.
“Sekarang saya sudah menjadi KE Komite Olimpiade Indonesia (KOI), jadi sudah lebih tahu olahraga secara keseluruhan, bukan hanya bulutangkis. Tapi yang pasti sistem keolahragaan kita harus berubah dan telah dalam proses,” kata Greysia menjawab pertanyaan warganet dalam talk show eksklusif dengan detikSport, Selasa (9/7/2024).
“Contohnya, pada tahun 2016 sekarang ada jenjang pengharagaan untuk atlet-atlet yang berprestasi bisa menjadi PNS (Pegawai Negeri Sipil). Kalau dulu setelah selesai, atlet mau jadi apa, mau kemana? Sampai ada jual medali.”
Baca juga: Greysia Polii Nyaris ‘Mati’ sebelum Menembus Garis Batas |
“Kenapa bulutangkis lebih bertahan? Karena bulutangkis punya history, sejarah, awarnessnya dapat dari dulu. Dan jenjang atletnya juga bagus, kariernya, kalau di luar negeri diterima tapi bagaimana dengan olahraga lain? Menurut saya, ini yang harus, kita sebagai pelaku olahraga yang mengurusi olahraga harus berjalan satu tujuan,” tuturnya.
“Mungkin kita belum sampai seperti negara-negara maju seperti negara lain China dan Amerika, tapi kita sedang proses ke sana bahwa cabor harus di-support. Dulu pernah ada panahan tapi setelah itu tak ada, sekarang tidak hanya bulutangkis, ada angkat besi, panjat tebing ya itu yang bikin tambah semangat, awareness juga, bahwa atlet cabor lain juga bisa berprestasi,” ujarnya.
“Tak ada kata terlambat kan semua berproses. Itu kan menuju Indonesia emas 2045,” kata Greysia.
Bulutangkis sendiri menjadi salah satu olahraga yang paling populer di Indonesia, setelah sepakbola. Tak hanya karena jumlah suporternya yang selalu memadati tribune pertandingan, dari sisi prestasi olahraga tepok bulu itu langganan mempersembahkan gelar juara.
Baca juga: Olimpiade 2024: Ini Bentuk Dukungan Penuh Ana/Tiwi untuk Apri/Fadia |
Prestasi terbaiknya ialah mereka hampir tak pernah absen memberikan medali emas bagi Indonesia di Olimpiade, multiajang olahraga paling besar sejagat raya. Satu-satunya kekosongan medali emas dari Indonesia terjadi di Olimpiade 2012 London.
Saat ini, bulutangkis Indonesia sudah mengantongi 21 medali lewat pahlawan-pahlawan bulutangkisnya. Delapan di antaranya merupakan medali emas.
Dimulai dari tunggal putra dan tunggal putrinya Alan Budikusuma dan Susy Susanti pada Olimpiade 1992 hingga terakhir kali ganda putri Greysia Polii/Apriyani Rahayu di Olimpiade Tokyo 2020. Greysia berharap bulutangkis dapat melanjutkan tradisi medali emasnya di Olimpiade Paris nanti.
“Aminin dulu (dapat emas) karena olimpiade tak diduga banget. Masyarakat Indonesia tolong doakan dan beri afirmasi-afirmasi positif buat atlet-atlet olimpiade di Paris, Juli ini,” ucap Greysia Polii.